KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT, karena telah memberikan kita kesehatan dan
keselamatan sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PENGERTIAN
WACANA DAN ANALISIS WACANA”. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penyusun
mengakui karya ilmiah ini belum sempurna, masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, saya harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca untuk
menanggapi kekurangan pada makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Medan,
21 september 2012
penyusun
DAFTAR ISI
HAL
KATA
PENGANTAR ............................................................................................. 2
DAFTAR
ISI ........................................................................................................... 3
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah ................................................................................ 4
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Karya Ilmiah...................................................................................... 5
BAB
II PEMBAHASAN
1.
cara menanamkan disiplin pada anak ”Prof.
Dr. Singgih D. Gunarsa” ............... 6
1. Cara Otoriter .................................................................................................... 6
2. Cara Bebas ....................................................................................................... 6
3. Cara Demokrasi ................................................................................................ 7
2. Cara menanamkan disiplin “Haimowitz, M.L & Haimowitz, N”............................ 7
BAB
III PENUTUP
- Kesimpulan ................................................................................................. 11
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
Seorang
linguis yang bernama Z.S Harris menyatakan ketidakpuasannya terhadap “tata
bahasa kalimat” itu dengan mempublikasikan artikelnya yang terkenal yang
berjudul Discourse analisis, dalam majalah language. Sepertinya tidak
berlebihan jika dikatakan bahwa semenjak munculnya karangan harris tersebut,
mulailah timbul perhatianya pada discourse atau wacana.
Selain itu dalam bidang pengajaran
bahasa, khususnya dalam kurikulum bahasa Indonesia mutakhir (kurikulum bahasa
Indonesia 1954) telah terasa adanya kemajuan, antara lain dengan memasukan
unsure-unsur pragmatic dan juga unsure-unsur wacana.
Untuk
memperoleh gambaran yang lebih jelas, ada baiknya kita melihat pengertian
wacana dari berbagai macam sumber. Dalam salah satu kamus bahasa inggris yang
terkemuka, mengenai wacana atau discourse ini kita dapat membaca keterangan
sebagai berikut, “kata discourse berasal dari bahasa latin discourse yang
artinya lari kian kemari”. Istilah wacana dipergunakan untuk mencakup bukan
hanya untuk obrolan atau percakapan, tetapi juga pembicaranya dimuka umum
tulisan serta upaya-upaya formal seperti laporan ilmiah dan sandiwara atau
lakon.
Dalam
pengertian luas, wacana adalah rentangan ujaran yang berkesinambungan
(urutan-urutan kalimat individual). Agar para guru dan calon guru bahasa
Indonesia mendapat gambaran mengenai hal ini, maka dalam pembahasan ini akan
kita paparkan hal-hal yang berkaitan dengan wacana.
BAB
II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
WACANA DAN ANALISIS WACANA
A. WACANA
Berikut pengertian wacana menurut
beberapa ahli :
Ø Edmonsodson, 1981 : 4
Wacana adalah suatu peristiwa yang
terstruktur yang dimanifestasikan dalam perilaku lingusitik.
Ø Stubbs, 1983 : 10
Wacana adalah organisasi bahasa
diatas kalimat atau klausa dengan perkataan yang lain unit-unit linguistic yang
lebih besar daripada kalimat-kalimat atau klausa. Seperti pertukaran-pertukaran
percakaan teks tertulis.
Ø Deese; 1984 : 72
Wacana adalah seperangkat proposisi
yang saling berhubungan untuk menghasilkan satu rasa kepaduan atau rasa kohesi
bagi penyimak dan pembaca.
Ø Kridalaksana, 1984 :208
Wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hirarki
gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
Demikian telah kita paparkan
pengertian wacana dari berbagai sumber. Dan dari sumber-sumber tersebut dapat
kita simpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lebih besar dan
terlengkap di atas kalimat atau klausa, atau rentetan kalimat yang berkaitan
menghubungkan proposisi yang satu dan lainnya sehingga dapat membentuk satu
kesatuan makna yang serasi yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaiakm
secara lisan atau tertulis.
B. Unsur-unsur dalam wacana adalah
sevagai berikut :
a)
satuan
bahasa
b)
terlengkap/terbatas/
tertinggi
c)
teratur
/tersususn rapi/ rasa koherensi
d)
rasa
kohesi/ rasa kepaduan
e)
lisan
/tertulis
f)
awal
dan akhir yang nyata.
C. Wacan Ideal Dan Yang Baik
Wacan ideal :
a) Awal (abstrak)
b) Tengah (orientasi)
c) Akhir (koda)
Wacan yang baik memiliki:
a) Topic
b) Judul
c) Tema
D. Jenis Wacana
I.
Berdasarkan
media :
Ø Wacana tulis
Wacana tulis adalah wacana yang
disampaikan secara tertulis, melalui media tulis
Ø Wacana lisan
Wacana lisan adalah wacana yang
disampaiakn secara lisan, melalui lisan.
II.
Berdasarkan
pengungkapan
Ø Wacana langsung
Wacana langsung adalah kutipan
wacana yang sebenarnya dibatasai oleh intonasi.
Ø Wacana tidak langsung
Wacana tidak langsung adalah
pengungkapan kembali wacana tanpa mengutip kata-kata yang dipakai oleh
pembicara.
III.
Berdasarkan
penempatan
Ø Wacana penuturan
Wacana penuturan atau narrative
adalah wacana yang mementingkan urutan waktu, dituturkan oleh personal pertama
dan ketiga dalam waktu tertentu, berorientasi pada pelaku dan seluruh bagian di
ikat oleh kronologi.
Ø Wacana pembeberan
Wacana pembeberan adalah wacana yang
tidak mementingkan waktu dan penutur, berorientasi pada pokok pembicaraan dan
bagian-bagianya diikat secara logis.
IV.
Berdasarkan
bentuk
Ø Wacana prosa
Wacaana prosa adalah wacana yang
disampaikan dalam bentuk prosa, wacana ini dapat tertulis atau lisan.
Ø Wacana drama
Wacana drama adalah wacana yang
disampaikan dalam bentuk drama, dalam bentuk dialog, baik secara tertulis
maupun lisan
E. Tujuan wacana
Tujuan
wacana adalah :
a)
Berupaya
menghasilkan teori wacana sebagai pegangan umum
b)
Menghasilkan
bentuk-bentuk wacana sedemikian rupa agar kita mudah mengatakan sesuatu yang
bermanfaat mengenai teks-teks wacana secara individual atau kelompok-kelompok
teks.
F. Alat wacana
Alat
gramatikal
a)
Konjungsi
Konjungsi adalah alat untuk
menghubungkan bagian-bagian kalimat.
b)
Menggunakan
kata ganti
Kata ganti berupa dia, nya, mereka,
ini dan itu
c)
Menggunakan
ellipsis
Ellipsis adalah penghilangan
bagian kalimat yang sma yang terdapat pada kalimat lain.
ASPEK
SEMANTIK
1.
Menggambarkan
hubungan pertentangan pada bagian kalimat
2.
Menggunakan
hubungan perbandingan antara kedua isi kalimat
3.
Menggunakan
hubungan sebab-akibat
4.
Menggunakan
hubungan tujuan di dalam isi wacana.
ANALISIS
WACANA
Analisis wacana adalah mengkaji
wacana baik dari segi internal dan eksternalnya. Dari segi internalnya yaitu
wacana dikaji dari jenis, struktur dan hubungan bagian-bagian wacanaa,
sedangkan dari segi eksternal adalah segi keterkaitan wacana itu dengan
pembicaraan, hal yang dibicarakan dan mitra bicara.
Menganalisis
wacana sangat bermanfaat untuk memahami makna dan maksud penggunaan bahasa yang
sebenarnya, analisis wacana juga study yang berhubungan dengan pemakaian
bahasa, dengan menganalsis wacana kita dapat memahami bagaimana bangunan
struktur kebahasaan tersebut dan dapat melihat makna yang tersembunyi dalam
wacana tersebut. Kita dapat mennggunakan bahasa dalam kesinambungan atau
untaian wacana, melalui wacana kita juga dapat menyapa, menegur, meminta,
memohon, menyetujui, menyepakati, bertanya, meminta, keterangan, meyakinkan,
menyuruh, memerintah, mengritik, mengomentari, memaafkan, dan mengampuni.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan materi mengenai wacana
yang telah kita pelajari dan kita diskusikan, maka dapat kita simpulkan bahwa
wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas
kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan
yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secra lisan dan tulisan.
Wacana adalah satuan bahasa yang
utuh dan lengkap maksudnya dalam wacana ada satuan “ide” dan “pesan” yang
disampaikan akan dapat dipahami pendengar atau pembaca tanpa keraguan, sebagai
satuan gramatikal terbesar berarti wacana itu di bentuk dari kalimat atau
kalimat-kallimat yang memenuhi persyaratan gramatikal.
SARAN
Setelah pembahasan ini, kami
berharap agar teman-teman dapat mengetahui bahwa bukan kalimatlah yang
tertinggi dan terbesar dalam hirarki gramatikal. Wacana yang satuan gramatikal
dalam hirarki gramatikal yang terbesar dan tertinggi, karena pada dasarnya
wacana itu adalah satuan bahasa yang lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Bronfenbrenner,
U. & Mahoney, M.A., influences on
human development, The Dryden press, 1975.
Gunarsa,
Singgih D., Dasar dan Teori Perkembangan
Anak, BPK Gunung Mulia, 1981.
Erikson,
E.H., Childhood and Society, Rev. Ed,
N.Y., 1963
Himowitz,
M.L. & Haimowitz, N., Human
development : Selected Readings, New York : Thomas Y. Crowell Co., 1961.
Hurlock,
E.B, Child development, McGraw Hill
Book Co., 1956